Beberapa hari ini pendidikan Indonesia sedang disorot lagi. Bukan masalah PISA yang nilainya masih berada dipojok bawah. Bukan pula masalah kurikulum yang katanya perbedaannya terlalu jomplang antara si miskin dan si kaya. Masalah gedung reyot juga kita pinggirkan dulu karena belum ada solusinya sekarang, karena menurut BPS ada 217.238 jumlah sekolah di Indonesia pada tahun 2021. Dari jumlah tersebut sebanyak 165.206 atau 76% adalah sekolah negeri. Tentu dengan jumlah yang begitu besar, perlu pendanaan yang sangat banyak untuk pembangunan sekolah. Jadi mari kita skip dahulu pembahasan anggaran pembangunan sekolah ini.
Topik yang sedang panas di timeline media sosial saya adalah tentang rata-rata skor IQ masyarakat Indonesia. Tapi sebelum membahas berapa seh rata-rata skor IQ orang Indonesia? Masih kita bahas terlebih dahulu, tes IQ itu apa?
Tes IQ atau Intelligent Quotient pertama kali diciptakan oleh ahli psikologi Prancis bernama Alfred Binet pada tahun 1905. Alfred Binet diminta oleh Pemerintah Prancis untuk mengukur kemampuan kapasitas mental anak-anak yang memerlukan bantuan pendidikan khusus. Tes IQ yang dibuat oleh Alfred Binet dan rekannya Theodore Simon adalah serangkaian tes yang mengukur kemampuan berfikir, pemecahan masalah dan kemampuan bahasa pada anak-anak (Wikipedia). Awalnya, tes ini hanya digunakan untuk mengidentifikasi kebutuhan pendidikan anak-anak dengan cara mengukur tingkat keterbelakangan mental. Namun, seiring waktu, tes IQ berkembang dan menjadi alat umum untuk mengukur kecerdasan dan kemampuan kognitif pada berbagai kelompok usia.
Setelah melakukan tes IQ, seseorang akan mendapatkan nilainya. Hasil dari nilai ini akan menentukan berada ditingkatan mana kapasitas intelegen seseorang tersebut. Beberapa tingkatan dari nilai tes IQ dapat dilihat pada gambar di bawah.
Lalu berapa rata-rata skor IQ orang-orang di Indonesia? Menurut laporan dari World Population Review 2022, rerata IQ orang Indonesia itu 78,49. Angka 78,49 itu sangat rendah. Jika kita lihat pada gambar di atas, maka rata-rata penduduk Indonesia masuk ke dalam golongan tingkat IQ rendah atau keterbelakangan mental. Lalu apa dampaknya jika kebanyakan masyarakat di Indonesia memiliki IQ yang rendah bahkan masuk ke dalam golongan keterbelakangan mental?
Memiliki IQ rendah bisa digambarkan dengan beberapa hal berikut :
- Pertama, orang dengan IQ yang rendah memiliki rasa keingintahuan yang rendah
Orang yang tidak memiliki rasa keingintahuan yang tinggi akan merasa cukup dengan apa yang telah didapatnya sekarang dan tidak ada keinginan untuk mengupgrade diri untuk menambah pengetahuannya. Jika dihubungkan dengan dunia pekerjaan, orang seperti ini akan stagnan pada satu titik dan tidak dapat meningkatkan pendapatan finansialnya. Yang pada akhirnya orang ini akan menjadi golongan masyarakat miskin.
- Berfikir tertutup
Orang ini tidak bisa menerima ide atau gagasan baru, opini dan bahkan informasi baru. Biasanya mereka hanya teguh kepada pendirian yang mereka telah mereka buat dalam waktu lama. Orang seperti ini yang sering menggunakan frasa “dulu begini juga bisa”, “dulu begini juga sukses”, dan dulu dulu lainnya. Mereka tidak mau menggunakan konsep ilmu baru apalagi menelaah jurnal publikasi terbaru. Jika kalian sering membaca komentar dengan bernada seperti itu di sosial media di Indonesia, sekarang kalian tahu kenapa sebabnya.
- Memiliki sifat pemalas
Steve Job saat memilih pegawainya untuk masuk ke Apple, memilih orang yang pemalas. Dia yakin bahwa orang yang malas akan membuat inovasi di luar dugaan untuk kemajuan perusahaan. Tentu ide ini sangat brillian dan hasilnya banyak inovasi yang diciptakan oleh Apple. Akan tetapi, tentu pemalas di sini adalah sekelompok orang yang pintar dan tidak mau mengerjakan pekerjaan rumit yang seharusnya bisa dikerjakan dengan simple. Berbeda dengan orang yang memiliki IQ rendah dan pemalas. Mereka yang tipe seperti ini tidak akan mau melakukan apapun, bahkan hanya untuk meningkatkan kualitas diri mereka sendiri.
- Berkurangnya kemampuan untuk merenungkan berbagai hal
Tidak banyak diketahui orang, bahwa merenung memiliki dampak positif. Hal ini terutama terkait tentang apa yang seseorang fikirkan. Merenung akan membuat kita menemukan sudut pandang baru yang mungkin belum pernah kita pikirkan sebelumnya. Kegiatan ini juga bisa membuat kita mendapat hikmah dan bagian dari introspeksi diri.
Orang yang IQ tinggi akan merenungkan berbagai hal sebelum memulai dan ketika mengakhiri sesuatu kegiatan. Sedangkan orang yang memiliki IQ rendah tidak memiliki kemampuan untuk merefleksikan sebuah kejadian. Hal ini yang membuat mereka sulit untuk belajar dan bergerak maju untuk perubahan kearah lebih baik.
- Kurang berfikir kritis
Dalam menjalani kehidupan sehari-hari, terkadang manusia dilatih agar bisa berpikir kritis (critical thinking). Cara ini dilakukan agar manusia dapat mengatasi berbagai masalah dengan menemukan jalan keluar secara cepat dan tepat. Berpikir kritis akan sangat berguna ketika kamu menempuh pendidikan di sekolah dan perguruan tinggi, dunia kerja, hingga ranah politik. Dengan selalu berpikir kritis, kamu bisa menganalisis, mempertimbangkan, lalu menyimpulkan suatu hal.
Apa yang terjadi jika seseorang tidak memiliki kemampuan untuk berfikir kritis? Orang itu akan menelan mentah semua informasi yang dia dapat, baik itu sebuah informasi yang positif maupun yang negative. Kelomppok inilah yang sangat rentan untuk menerima informasi HOAX dan percaya tentang informasi tersebut. Parahnya lagi, mereka yakin dengan informasi yang dimilikinya dan berfikir bahwa orang yang memiliki informasi lain adalalah salah.
- Tidak sering berubah fikiran
Selaras dengan kurangnya kemampuan untuk berfikir kritis, orang yang memiliki IQ rendah juga tidak sering berubah fikiran. Berubah fikiran di sini adalah ketika kita mendapatkan informasi baru, ilmu baru, atau pengetahuan baru. Orang dengan IQ tinggi tidak sulit menghadapi perubahan. Disaat mereka menghadapi perubahan informasi atau ilmu, maka mereka tidak segan untuk merubah fikiran mereka. Karena itu orang dengan IQ yang tinggi sangat senang berada dalam majelis yang penuh dengan perdebatan dan tidak memandang perdebatan tersebut adalah sesuatu yang burut selama tidak menyalahi aturan dan norma.
Ini sangat berbeda dengan orang yang memiliki IQ rendah. Mereka dengan kondisi seperti ini sangat rentan jika berada disuatu majelis yang mana orang-orangnya memiliki pemikiran yang saling berbeda. Orang dengan IQ rendah akan terus memaksakan pendapatnya, bahkan jika mereka merasa tidak ada yang akan mendengar, mereka lebih mudah untuk membuat ricuh sehingga majelis tersebut tidak memiliki keputusan yang memuaskan.
Kalau kalian sering mendengar ada sekelompok anggota yang mengambil keputusan dengan cara marah dan tidak terlihat berintelektual. Sudah dipastikan para anggota dari kelompok tersebut memiliki IQ yang rendah.
- Kurang kreativitas
Kreatif adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru berupa gagasan maupun karya nyata yang belum pernah ada, dalam bentuk baru maupun kombinasi dengan hal-hal tersedia. Menurut Coleman dan Hamman, berpikir kreatif adalah berpikir yang menghasilkan metode baru, konsep baru, pengertian baru, perencanaan baru, dan seni baru.
Rawsilton menjelaskan, berpikir kreatif juga disebut berpikir divergen atau lateral, yaitu menghubungkan ide atau hal-hal yang sebelumnya tidak berhubungan. Untuk dapat berpikir kreatif dengan baik, perlu keberanian dan keyakinan pada diri sendiri. Seseorang yang mengembangkan kreativitasnya terus-menerus akan menjadi orang yang inovatif. Orang ini juga berpotensi untuk menjadi seorang inovator.
Orang yang memiliki IQ rendah sulit untuk menghasilkan sesuatu yang baru. Ini menyebabkan, mereka akan memiliki daya saing yang rendah jika dibandingkan dengan kelompok lainnya. Daya saing ini akan berpengaruh kepada kesempatan untuk bekerja dan meningkatkan pendapatan keluarga.
- Tidak memiliki motivasi
Berdasarkan teori hierarki kebutuhan Abraham Maslow, teori X dan teori Y Douglas McGregor maupun teori motivasi kontemporer, arti motivasi adalah 'alasan' yang mendasari sebuah perbuatan yang dilakukan oleh seorang individu. Seseorang dikatakan memiliki motivasi tinggi bila orang tersebut memiliki alasan yang sangat kuat untuk mencapai apa yang diinginkannya dengan mengerjakan pekerjaan yang sedang dilakukannya saat ini. Berbeda dengan arti motivasi yang berkembang di masyarakat yang sering disamakan dengan 'semangat'.
Jika seseorang sudah tidak memiliki motivasi, berarti orang tersebut tidak memiliki alasan yang kuat untuk mencapai sesuatu. Mereka terlalu malas untuk membuat perubahan dan lebih memilih diam dan tidak bertindak. Orang seperti ini yang paling sering mengeluh akan sesuatu akan tetapi keluhan tersebut tidak dibarengi dengan motivasi akan perubahan.
- Buruk dalam mengambil kesimpulan
Setiap video yang telah kita tonton, setiap tulisan yang telah kita baca, bahkan setiap percakapan yang kita lakukan baik bersama keluarga maupun orang lain yang lingkupnya lebih besar tentu memiliki inti percakapan yang bisa diambil kesimpulannya. Baik itu kita berfikir bahwa itu adalah bacaan, tontonan dan percakapan buruk maupun baik. Kemampuan membuat kesimpulan inilah yang membuat apa tindakan kita setelah itu meningkatkan kualitas hidup kita. Namun, pada orang yang memiliki IQ rendah, mengambil kesimpulan sangat sulit bagi merekam. Bahkan, kebanyakan dari mereka sangat buruk dalam mengambil sebuah kesimpulan dari apa yang dirasakannya. Akibatnya, bukannya meningkatkan kualitas hidup, dengan kesimpulan yang buruk malah akan membuat hidup mereka lebih tidak baik dari sebelumnya.
Setelah tahu skor IQ orang Indonesia, dan seperti apa orang dengan IQ rendah tersebut, apakah kita hanya akan berdiam diri menerima nasib karena terlahir di Indonesia? Meskipun kecerdasan seorang anak 40%-60% diturunkan, terutamanya dari kromosom X Ibu, namun kecerdasan anak masih sangat bisa ditingkatkan setelah mereka lahir. Lingkungan terutama di rumah dan di sekolah sangat mendukung untuk meningkatkan kecerdasan anak. Beberapa kegiatan yang bisa diberikan kepada anak untuk meningkatkan kecerdasarnnya adalah dengan anak bermain alat musik, membuat anak senang dan rajin membaca buku, melakukan rutin berolahraga, dan memastikan anak cukup beristirahat.
Sayangnya, untuk bisa memberikan stimulus tersebut, diperlukan orang tua yang cerdas dan bertanggungjawab terhadap anaknya. Jika orang tua anak tersebut memiliki IQ yang rendah, maka hal tersebut sangat sulit untuk tercapai. Ini bagaikan masuk ke dalam loop circle yang susah untuk memutusnya.
Referensi :
"Pengertian Kreatif, Ciri-ciri, dan Cara Mengembangkan Kreativitas" https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5989447/pengertian-kreatif-ciri-ciri-dan-cara-mengembangkan-kreativitas.
Waspada! Ini 10 tanda kamu punya IQ rendah. https://www.fimela.com/lifestyle/read/5070009/waspada-ini-10-tanda-kamu-punya-iq-rendah?page=3
3 keajaiban yang kamu bisa dapatkan dari merenunghttps://olret.viva.co.id/life/6912-keajaiban-merenung
World Population Review https://worldpopulationreview.com/countries/indonesia-population
Kecerdasan Intelektual https://id.wikipedia.org/wiki/Kecerdasan_intelektual