Literasi Keuangan Penduduk Indonesia, Sudah Sampai di mana?, ditulis oleh Irni Irmayani

  • BY IRNI
  • ON 18 AGUSTUS 2022
  • 1205 DIBACA
  • ARTIKEL
https://disdukcapil.pontianak.go.id/public/uploads/images/posts/mPosts_7610161870_teknologi.2.png

Pandemi covid-19, perang Rusia Ukraina, kenaikan suku bunga Bank sentral Amerika “The FED” secara langsung berdampak kepada masyarakat di dunia, tak terkecuali di Indonesia. Hal yang paling terasa adalah inflasi yang meningkat diberbagai negara. Per Juli 2022 inflasi di Amerika Serikat sudah menyentuh diangka 9.1% (yoy) yang merupakan inflasi tertinggi selama 41 tahun. Inflasi di Indonesia sendiri juga mengalami peningkatan. Inflasi pada bulan Juli 2022 tercatat di angka 4.94% (yoy) yang merupakan angka tertinggi sejak Oktober 2015.

Apa dampak inflasi bagi masyarakat Indonesia?

Menurut Hubungan Inflasi terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia oleh Cesilia Hong, dampak inflasi yang akan dirasakan oleh masyarakat Indonesia adalah:

  1. Menurunkan kesejahteraan masyarakat
  2. Distribusi pendapatan akan memburuk
  3. Suku bunga akan meningkat sehingga masyarakat lebih memilih untuk menyimpan uang di bank daripada melakukan usaha maupun berbelanja
  4. Distribusi barang tidak merata sehingga masyarakat kesulitan untuk mendapatkan kebutuhan sehari-hari.

Lalu bagaimana cara agar masyarakat Indonesia memiliki ketahanan keuangan dalam menghadapi inflasi? Tentu ini bukan hal yang mudah bagi masyarakat Indonesia. Akan tetapi, salah satu hal yang bisa menopang ketahanan keuangan bagi masyarakat adalah memiliki literasi keuangan yang cukup.

Apa itu literasi keuangan?

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendefinisikan bahwa literasi keuangan adalah rangkaian proses atau aktivitas untuk meningkatkan pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill) dan keyakinan (confidence) konsumen dan masyarakat luas sehingga mereka mampu mengelola keuangan pribadi lebih baik. OJK
menyatakan bahwa visi literasi keuangan adalah mewujudkan masyarakat Indonesia yang memiliki tingkat literasi keuangan yang tinggi sehingga masyarakat dapat memilih dan memanfaatkan produk dan jasa keuangan guna meningkatkan kesejahteraan. Dan misi dari literasi keuangan yaitu melakukan edukasi di bidang keuangan kepada masyarakat Indonesia agar dapat mengelola keuangan secara cerdas, dan meningkatkan akses informasi serta penggunaan produk dan jasa keuangan melalui pengembangan infrastruktur pendukung literasi keuangan.

Masih menurut tingkat literasi keuangan penduduk Indonesia dibagi menjadi empat bagian, yaitu:

  1. Well literate (21,84 %), yakni memiliki pengetahuan dan keyakinan tentang lembaga jasa keuangan serta produk jasa keuangan, termasuk fitur, manfaat dan risiko, hak dan kewajiban terkait produk dan jasa keuangan, serta memiliki keterampilan dalam menggunakan produk dan jasa keuangan.
  2. Sufficient literate(75,69 %), memiliki pengetahuan dan keyakinan tentang lembaga jasa keuangan serta produk dan jasa keuangan, termasuk fitur, manfaat dan risiko, hak dan kewajiban terkait produk dan jasa keuangan.
  3. Less literate (2,06 %), hanya memiliki pengetahuan tentang lembaga jasa keuangan, produk dan jasa keuangan.
  4. Not literate (0,41%), tidak memiliki pengetahuan dan keyakinan terhadap lembaga jasa keuangan serta produk dan jasa keuangan, serta tidak memiliki keterampilan dalam menggunakan produk dan jasa keuangan.

Dari data di atas dapat terlihat bahwa 75,69% penduduk Indonesia sudah memiliki pengetahuan dan keyakinan tentang lembaga jasa keuangan serta produk, fitur hingga manfaat dan risikonya. Namun dari keseluruhannya hanya 21,84% penduduk Indonesia yang memiliki keterampilan dalam menggunakan produk dan jasa keuangan. Ini dapat diartikan bahwa tidak semua penduduk Indonesia yang tahu tentang produk keuangan tapi menggunakan produk keuangan tersebut.

Produk keuangan di Indonesia sendiri terdiri dari berbagai jenis dna fungsi. Selama ini, penduduk Indonesia hanya terfokus pada satu produk keuangan yaitu BANK, baik BANK konfensional, maupun BANK syariah. Padahal produk keuangan di Indonesia tidak hanya BANK.

Secara umum, ada tiga kategori besar untuk produk keuangan di Indonesia yaitu PerBANKan, Industri Keuangan Non-BANK dan Pasar Modal.

Ada tiga aspek literasi keuangan untuk masyarakat, yaitu :

  • Basic Money Management: melakukan budgeting, mengatur pengeluaran, tabungan, hingga kelola pinjaman (kredit).
  • Perencanaan Tujuan Keuangan: membuat perencanaan tujuan keuangan, seperti merencanakan dana beli rumah atau pensiun.
  • Investasi: mengenal instrumen investasi yang sesuai hingga berinvestasi untuk mencapai tujuan keuanganmu.

Dilihat dari tiga aspek literasi keuangan tersebut, bahwa menabung di BANK, hanyalah aspek paling sangat dasar dari literasi keuangan. Hal yang terpenting adalah mengelola keuangan dengan melakukan budget pengeluaran sehingga memungkinkan pendapatan masyarakat bisa lebih besar daripada pengeluarannya. Setelah melakukan budgeting hal selanjutnya adalah membuat perencanaan tujuan keuangan. Tiga hal perencanaan tujuan keuangan yang penting untuk masyarakat saat ini adalah tujuan kepemilikan rumah, tujuan dana pendidikan anak (jika memiliki anak) dan tujuan dana pensiun (untuk memutus mata rantai sandwitch generation di Indonesia). Dan aspek literasi keuangan yang paling tinggi untuk masyarakat adalah melakukan investasi, baik investasi property, maupun investasi pasar modal.

Lalu bagaimana cara untuk meningkatkat literasi keuangan pada penduduk Indonesia?

Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan literasi keuangan masyakat Indonesia adalah :

  1. Memasukkan pelajaran literasi keuangan dalam pendidikan dasar;
  2. Memberikan edukasi kepada masyarakat setingkat RT/RW seperti ibu PKK, UMKM dan lainnya tentang produk jasa keuangan selain BANK;
  3. Memberikan ruang edukasi melalui Youtube, Tiktok, Instagram dan sosial media lainnya untuk masyarakat milenial ke atas.

Dengan mengetahui dan memahami literasi keuangan, masyarakat di Indonesia diharapkan akan lebih kuat dalam segi ketahanan finansial. Ini sangat penting saat situasi ekonomi yang tidak stabil seperti saat pandemi, perang antar negara, inflasi maupun saat terjadinya resesi ekonomi global.(ir) 

Referensi :

Literasi keuangan OJK https://www.ojk.go.id/id/kanal/edukasi-dan-perlindungan-konsumen/Pages/Literasi-Keuangan.aspx

Jenis produk keuangan https://sikapiuangmu.ojk.go.id/FrontEnd/CMS/Article/310

Inflasi Amerika https://ekonomi.bisnis.com/read/20220713/620/1554685/ngeri-inflasi-as-sentuh-91-persen-pada-juni-2022-lonjakan-terbesar-sejak-1981

Inflasi Indonesia https://nasional.kontan.co.id/news/inflasi-juli-2022-hampir-sentuh-5-tertinggi-sejak-oktober-2015

 

 

 

Tags Terkait

Disdukcapil Wonderful Borneo Kalbar