Peran Orang Tua Dalam Membawa Remaja Milenial Sebagai Penentu Kualitas Penduduk di Masa Depan, ditulis oleh M. Taufik

  • BY YOPIE
  • ON 05 FEBRUARI 2019
  • 4718 DIBACA
  • ARTIKEL
https://disdukcapil.pontianak.go.id/public/uploads/images/posts/mPosts_2695865466_parenting_millenials1.jpg

"Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya. Beri aku 10 Pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia". (Bung Karno)

Kutipan yang pernah disampaikan oleh Bung Karno dalam pidatonya tersebut, menggambarkan pentingnya peran pemuda yang berkualitas dalam menatap dunia di masa depan, terlebih terhadap keberadaan pemuda dalam menghadapi era Revolusi Industri 4.0 hari ini. Generasi muda harus mampu berada di garda paling depan dalam era revolusi digital hari ini, mengingat penetrasi pengguna internet di Indonesia yang terus meningkat.

Berdasarkan Hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJJI) tahun 2017 yang bekerjasama dengan Teknopreneur menyebutkan terjadinya peningkatan penetrasi pengguna internet di Indonesia menjadi 143,26 juta jiwa atau setara 54,7% dari total populasi penduduk di Indonesia. Terjadi peningkatan jika dibandingkan pada tahun 2016 yang mencapai 132,7 juta. Kemudahan untuk menggapai dunia dalam genggaman tangan dapat terlihat dari sebuah survey APJII di tahun 2016 yang memperlihatkanpula jenis layanan internet yang paling sering digunakan adalah internet mobile sebanyak 92,8 juta (69,9%).

Dunia yang kini telah memasuki revolusi industri 4.0 membuat segala informasi menjadi beredar bebas, tidak hanya pada orang tua, remaja dan dewasa tetapi juga menerpa anak-anak. Sehingga anak-anak di era saat ini banyak kita temukan dapat memesan makanan yang diinginkannya via gadget dengan sangat mudah. Kenyataan tersebut diperkuat berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan di Indonesia (SDKI) tahun 2017 yang menunjukkan bahwa internet diakses secara luas oleh remaja; 88% wanita dan 86% pria belum kawin mengakses internet dalam 1 bulan terakhir sebelum survei tersebut dilakukan.

Seperti halnya negara-negara lain, Indonesia tentu akan menghadapi tantangan dan dampak dari revolusi industri ini dengan penggunaan internet yang cukup tinggi. Terdapat dua efek yang ditimbulkan dalam era digitalisasi saat ini yaitu efek pada pelaku dan efek pada korban. Sebagai pelaku diharapkan pemuda akan mampu memanfaatkan dan mengembangkan hal baru dari efek sosial media yang cepat di era industri 4.0 pada hal-hal yang positif. Namun, efek korban dalam era ini juga dapat menimbulkan terjadinya kemunculan perubahan perilaku pada kehidupan remaja seperti kemudahan mengakses media pornografi, kecanduan bermain game, tindakan kriminalitas, hingga menjadi apatis (anti sosial) dan berkurangnya kualitas komunikasi di antara anggota keluarga.

Upaya mereduksi dampak negatif dari perkembangan era digitalisasi saat ini diperlukan adanya peran serta orang tua yang menjadi elementer penting dalam pembentukan dan perkembangan kepribadian anak. Perkembangan seorang anak dan remaja saat ini akan sangat tergantung pada sikap orang tua dalam memberikan bimbingan, pengawasan dalam penggunaan media informasi dan teknologi secara terarah dan terpadu. Orang tua diharapkan tidak hanya mampu memenuhi fasilitas yang dibutuhkan oleh anak-anak dan remaja mereka saja, namun mereka harus memiliki kemampuan dalam mengatasi risiko adiksi terhadap media yang diberikan dengan melakukan beberapa hal yaitu, pembatasan waktu pada anak, meluangkan waktu untuk anak, membatasi penggunaan jaringan internet selama anak di rumah dan memberikan spirit dan reward pada anak.

Penulis

M. Taufik, S.K.M., M.K.M. Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pontianak Konsentrasi Kelimuan pada bidang Kesehatan Reproduksi. Keorganisasian sebagai Sekretaris Ikatan Praktisi dan Ahli Demografi Cabang Kalimantan Barat (2018-2021). Email : m.taufik@unmuhpnk.ac.id

Tags Terkait

Disdukcapil Provinsi Kalimantan Barat Wonderful Borneo Kalbar Kota Pontianak